Jumat, 03 Desember 2010

Misteri Kehidupan

 

Rate This
Quantcast
Detik jam terus berdentang. Meninggalkan tengah malam menuju pagi. Namun, mata belum bisa dipejamkan. Ada kekuatan yang menggerakkanku untuk menuliskan kalimat demi kalimat di sini. Nan lahir dari bisikan halus yang menghampiri pikiran dan hatiku.
Di malam yang cerah ini ingin aku bercerita. Tentang kehidupan yang tak lebih dari fatamorgana. Bagai bayang-bayang yang tak jelas wujudnya. Hirupan nafas dari gerak dinamis tubuh yang entah sampai kapan memberikan kehidupan kepada manusia. Tentang takdir yang samar, akan kemanakah hidup di dunia ini setelah dihentikan oleh kematian?
Semua tak lebih dari mainan. Dalam kebimbangan, apakah esok masih bisakah kita menghirup sejuknya udara pagi? Entah bagaimana manusia harus merenungkan hidup? Sementara dia menjalani lakon yang tak pernah ia mengerti. Melewati hari demi hari di bawah kuasa takdir yang tak mampu ia lawan sedikitpun. Manusia yang lemah, tiada berdaya dengan dirinya sendiri. Terlempar di gurun asing yang tak pernah ia temui sebelumnya.
Ah, seharusnya manusia menangis dengan ketidaktahuan akan hidup. Tapi berkesankah tetesan airmata? Bisakah menjadikan manusia sadar tentang situasi yang dihadapinya saat ini?
Sebagian orang terlelap melepas lelah. Sebagian masih membuka mata menemani indahnya bulan. Sebagian lain masyuk dalam rayuan dan nikmat dunia yang memabukkan pikiran. Sebagian merenung atas kejadian-kejadian yang dialaminya.
Manusia hidup karena anugerah. Manusia melakukan sesuatu atas dasar kebebasan untuk memilih dalam keterbatasan dan limit . Beruntung manusia punya mimpi dan pikiran. Beruntung manusia punya cinta, agar ia bisa memberikan kenyamanan kepada sesama yang juga mengalami kebinggungan.
Sebagian orang diliputi kebencian. Atas dasar trauma dan dendam. Menganggap manusia lain sebagai musuh yang mesti dilenyapkan. Merasa telah mencapai kebenaran sejati, hingga membasmi para pengikut syetan yang dianggap sebagai musuh abadi Tuhan.
Ah, apa guna menjadi manusia? Menjadi sosok yang tak mampu mengarahkan hidupnya sendiri. Berjalan dalam liku kelam penuh misteri. Dengan janji surga dan neraka. Sungguh malang menjadi manusia…


0 komentar:

Posting Komentar

 

© 2011 Dhe M An-Nawawie - Designed by Mukund | ToS | Privacy Policy | Sitemap

About Us | Contact Us | Write For Us