|
Rate This
Detik
jam terus berdentang. Meninggalkan tengah malam menuju pagi. Namun,
mata belum bisa dipejamkan. Ada kekuatan yang menggerakkanku untuk
menuliskan kalimat demi kalimat di sini. Nan lahir dari bisikan halus
yang menghampiri pikiran dan hatiku.
Di malam yang cerah ini ingin aku
bercerita. Tentang kehidupan yang tak lebih dari fatamorgana. Bagai
bayang-bayang yang tak jelas wujudnya. Hirupan nafas dari gerak dinamis
tubuh yang entah sampai kapan memberikan kehidupan kepada manusia.
Tentang takdir yang samar, akan kemanakah hidup di dunia ini setelah
dihentikan oleh kematian?
Semua tak lebih dari mainan. Dalam
kebimbangan, apakah esok masih bisakah kita menghirup sejuknya udara
pagi? Entah bagaimana manusia harus merenungkan hidup? Sementara dia
menjalani lakon yang tak pernah ia mengerti. Melewati hari demi hari di
bawah kuasa takdir yang tak mampu ia lawan sedikitpun. Manusia yang
lemah, tiada berdaya dengan dirinya sendiri. Terlempar di gurun asing
yang tak pernah ia temui sebelumnya.
Ah, seharusnya manusia menangis dengan
ketidaktahuan akan hidup. Tapi berkesankah tetesan airmata? Bisakah
menjadikan manusia sadar tentang situasi yang dihadapinya saat ini?
Sebagian orang terlelap melepas lelah.
Sebagian masih membuka mata menemani indahnya bulan. Sebagian lain
masyuk dalam rayuan dan nikmat dunia yang memabukkan pikiran. Sebagian
merenung atas kejadian-kejadian yang dialaminya.
Manusia hidup karena anugerah. Manusia
melakukan sesuatu atas dasar kebebasan untuk memilih dalam keterbatasan
dan limit . Beruntung manusia punya mimpi dan pikiran. Beruntung
manusia punya cinta, agar ia bisa memberikan kenyamanan kepada sesama
yang juga mengalami kebinggungan.
Sebagian orang diliputi kebencian. Atas
dasar trauma dan dendam. Menganggap manusia lain sebagai musuh yang
mesti dilenyapkan. Merasa telah mencapai kebenaran sejati, hingga
membasmi para pengikut syetan yang dianggap sebagai musuh abadi Tuhan.
Ah, apa guna menjadi manusia? Menjadi
sosok yang tak mampu mengarahkan hidupnya sendiri. Berjalan dalam liku
kelam penuh misteri. Dengan janji surga dan neraka. Sungguh malang
menjadi manusia…
0 komentar:
Posting Komentar